Optimalkan Peran Tim BK, LDII Jatim Gelar Pelatihan Konseling

DPW LDII Jawa Timur menggelar Workshop Wanita LDII tentang “Penguatan Kompetensi Tim Bimbingan Konseling PPG Melalui Pelatihan Keterampilan Dasar Konseling”. Kegiatan yang diikuti perwakilan Tim Bimbingan Konseling Penggerak Pembina Generus (BK PPG) Kabupaten/Kota se-Jawa Timur itu digelar di Pondok Pesantren Wali Barokah Kota Kediri, Minggu (18/6).

Ketua Wanita LDII Jawa Timur Hj. Emie Santoso mengatakan, kegiatan itu untuk membekali tim Bimbingan Konseling agar bisa menjalankan tupoksinya dengan baik dan benar.

“Baik artinya bisa berfungsi, dan benar artinya cara menjalankannya diharapkan sesuai dengan ilmu yang didapatkan disini,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, selama ini tim BK PPG dari LDII baru ada di tingkat Kabupaten / Kota. Untuk itu perlu penguatan tentang keterampilan dasar konseling agar bisa sampai ke tingkat PC/PAC. Tim BK PPG berperan penting dalam mewujudkan proses pendidikan karakter yang maksimal. Untuk itu, konselor dituntut agar dapat meningkatkan kompetensi dirinya dengan perkembangan zaman.

“Adanya kegiatan ini nanti akan terbentuk kader tim BK sampai ke tingkat PAC/PC. Hasilnya permasalahan terkait bimbingan konseling di tingkat bawah bisa diketahui dengan detail, sehingga peran tim BK bisa beroptimal dengan baik,” imbuhnya.

Sementara itu, Anggota Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII Hj. Nana Maznah Prasetyo memaparkan, perkembangan teknologi membawa dampak perubahan yang besar bagi generasi muda.

“Jika tidak disikapi dengan benar oleh para tim Bimbingan Konseling (BK) akan melahirkan banyak kompleksitas masalah bagi generasi muda itu sendiri. Untuk itu, tim ini nantinya sangat penting perannya dalam mendidik seorang anak. Dengan adanya tim BK, anak dapat didampingi dalam masa perkembangan diri,” paparnya di hadapan peserta.

Ia menambahkan, peran penting seorang Ibu juga sangat dibutuhkan dengan dibekali ilmu parenting. Sebelum mengasuh anak-anaknya, seorang Ibu bisa menerapkan pre-parenting dulu.

“Pre-parenting artinya seorang Ibu baiknya bisa mengasuh dirinya dulu, baru bisa mengasuh atau membekali parenting kepada anak-anaknya,” ujarnya.

Menurutnya, tim bimbingan konseling atau konselor harus memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap anaknya.

“Dengan kegiatan ini, kami berharap tim BK dapat memiliki database dari anaknya untuk memetakan potensi dan bakat mereka sehingga hal ini dapat memudahkannya dalam memotivasi dan mengaktualisasikan potensi mereka,” tutupnya.

Selama pelatihan berlangsung para peserta mengintensifkan berdiskusi. Harapannya, setelah mengikuti pelatihan para peserta akan mampu menerapkan ilmu konseling dengan pendekatan yang baik dan benar.

Share Button

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *